MAKALAH
SISTEM STARTER
Oleh :
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
SMK xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
TAHUN PELAJARAN xxxx/ xxxxx
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak
lupa saya ucapkan kepada Guru pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis
angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Motor Starter
adalah alat yang di gunakan untuk menghidupkan mesin atau kendaraan saat
pertama kali, di dalam Motor Starter terdapat banyak komponen untuk
menjalankan, dan begitu pula sistem atau cara kerja Starter, untuk itu di dalam
makalah ini akan membahas tentang sistem kerja Motor Starter.
B. Tujuan
Tujuan dari
membahas sistem atau Cara kerja Motor Stater, adalah supaya kita Mengerti
komponen – komponen dan sisitem atau cara kerja motor starter itu sendiri, dan
kemudian kemungkina kita bisa untuk merawat atau memperbaikinya.
C. Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini dirumuskan hal – hal
sebagai berikut:
o
Apa
yang dimaksud dengan Motor Starter ?
o
Apa
fungsi / kegunaan Motor Starter ?
o
Seperti
apa perinsip kerja pada Motor Starter ?
o
Bagian
– bagian apa saja yang terdapat dalam Motor Starter ?
o
Seperti
apa konsep Perakitan atau Pemasangan Motor Starter ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN DAN MACAM – MACAM MOTOR STARTER
Untuk menggerakan elektro motor,
diperlukan peralatan pendukung yaitu, motor starter atau biasa disebut starter.
Saat ini dikenal ada beberapa macam jenis starter. Diantaranya seperti berikut
ini.
1.1. Direct On Line (DOL) Starter
Starter model ini sangat banyak dipakai saat ini, terutama untuk motor
motor kecil. Komposisi komponennya terdiri dari satu contactor dan satu
proteksi arus dengan TOR atau elektronik. Kelemahan starter model ini adalah
kemungkinan timbulnya arus start yang sangat tinggi. biasanya bisa mencapai 6
sampai 7 kali. Pada saat starter ini di start, torsi saat start ini juga sangat
tinggi dan biasanya lebih tinggi dari kebutuhan. Ini dapat terlihat adanya
lonjakan/ gerakan yang keras saat motor di start. Tingginya torsi start ini
juga akan memberikan tekanan lebih pada coupling dan beban.
Komponen penyusun starter ini harus mempunyai ampacity yang cukup besar.
Perlu diperhitungkan juga arus saat start motor, demikian juga ukuran range
overloadnya.
1.2. Star Delta Starter
Starter ini mengurangi lonjakan arus dan torsi pada saat start. Tersusun
atas 3 buah contactor yaitu Main Contactor, Star Contactor dan Delta Contactor,
Timer untuk pengalihan dari Star ke Delta serta sebuah overload relay. Pada
saat start, starter terhubung secara Star. Gulungan stator hanya menerima
tegangan sekitar 0,578 (seper akar tiga) dari tegangan line. Jadi arus dan
torsi yang dihasilkan akan lebih kecil dari pada DOL Starter. Setelah mendekati
speed normal starter akan berpindah menjadi terkoneksi secara Delta. Starter
ini akan bekerja dengan baik jika saat start motor tidak terbebani denganberat.
1.3. Autotransformer Starter
Starter ini pada prinsipnya hampir sama dengan Star Delta Stater yaitu
dengan mengurangi arus dan torsi saat start. Pada Autotranformer terdapat
beberapa tap yang dapat menurunkan tegangan line. Starter akan mengatur
masuknya tegangan yang mengalir ke motor dimulai dengan tegangan yang paling
rendah bertahap sampai ke tegangan normal. Jika Star Delta starter hanya dua
step, dengan autotransformer bisa beberapa step. Ini berguna untuk mengurangi
lonjakan arus dan torsi saat start.
1.4. Soft Starter
Softstarter sangat berbeda dengan starter lain. Alat ini mempergunakan
thyristor sebagai komponen utamanya. Tegangan yang masuk ke motor akan diatur
dimulai dengan sangat rendah sehingga arus dan torsi saat start juga rendah.
Pada saat start ini tegangan yang masuk hanya cukup untuk menggerakkan beban
dan akan menghilangkan kejutan pada beban. Secara perlahan tegangan dan torsi
akan dinaikan sehingga motor akan mengalami percepatan kehingga tercapai
kecepatan normal. Salah satu keuntungan mempergunakan alat ini adalah
kemungkinan dilakukannya pengaturan torsi pada saat yang diperlukan, tidakt
erpengaruh ada atau tidaknya beban.
1.5. Frequency Drive
Frequency Drive sering disebut juga dengan VSD (Variable Speed Drive), VFD
(Variable frequency Drive) atau Inverter. VSD terdiri dari 2 bagian utama yaitu
penyearah tegangan AC (50 atau 60 HZ) ke DC dan bagian kedua adalah membalikan
dari DC ke tegangan AC dengan frequency yang diinginkan.
VSD memanfaatkan sifat motor sesuai dengan rumus sbb :
RPM = (120.f)/p
dimana
RPM : Kecepatan putar/ speed motor (RPM)
RPM : Kecepatan putar/ speed motor (RPM)
f : Frequency (Hz)
p : pole
Jadi dengan mengatur frequency tegangan yang masuk, maka kecepatan motor
akan dapat diatur pula. Demikian pula pada saat start, dimulai dengan frequency
rendah sampai rated frequency nya hasilnya kecepatan motor akan mengalami
percepatan yang lebih halus.
Pertanyaan seperti judul di atas sering muncul ketika pengendara berusaha
mengutak-atik mobil yang mengalami susah starter. Mesin tak bereaksi ketika
kunci kontak diputar ke posisi `ON`. Setelah di-cek, aki (baterai) baik-baik
saja. Hubungan dan kondisi terminal-terminal aki juga bagus. Motor starter pun
tidak bermasalah.
Bila semua komponen ini normal-normal saja, jangan lupa untuk memeriksa
kabel-kabel pada sistem starter. Bisa jadi, alat yang berfungsi menghantarkan
listrik ini sudah mulai rapuh. Kabel yang rapuh akan mempunyai nilai tahanan
berbeda. Akibat selanjutnya, aliran listrik ke motor starter terhambat.
Otomatis, motor starter tidak bereaksi ketika kunci kontak dibolak-balik
berkali-kali.
Kerapuhan sangat mungkin terjadi mengingat kabel-kabel ini berada di ruang
mesin yang sering panas. Karenanya, kasus kabel-kabel rapuh ini umumnya terjadi
pada kendaraan berusia 5 tahun ke atas.
Pengendara biasanya mengatasi masalah ini dengan mengganti kabel-kabel pada
sistem starter. Tentu saja, dengan penggantian ini problem mesin susah yang starter
dapat teratasi. Jika terbukti bahwa inti masalah berada di kabel-kabel sistem
starter, mesin akan mudah hidup ketika kunci kontak diputar ke posisi `ON`.
Inikah satu-satunya cara? Tidak juga. Sebetulnya, ada cara yang lebih
praktis dan murah. Yaitu, dengan menambahkan relay pada rangkaian sistem
starter. Caranya:
·
Siapkan kabel dan relay.
·
Lepas Terminal 50 motor starter dan
hubungkan ke Terminal 85 relay.
·
Hubungkan Terminal 86 relay ke massa.
·
Hubungkan Terminal 30 relay dengan (+)
aki.
·
Hubungkan Terminal 87 relay dengan
Terminal 50 motor starter.
Secara teknis, tambahan relay ini mampu mengatasi susah
starter karena: arus listrik yang mengalir akan jauh lebih besar. Arus listrik
yang keluar dari aki langsung menuju magnetic clutch. Karena arus yang besar
itu, medan magnet yang dihasilkan oleh magnetic clutch semakin besar. Medan
magnet yang besar itu yang memungkinkan motor starter bereaksi.
2. FUNGSI DAN KEGUNAAN MOTOR STARTER
Motor starter berfungsi
untuk memutarkan fly wheel (poros engkol) pertama kali
sehingga mesin dapat hidup setelah itu terjadi siklus yang akan menghasilkan
tenaga.
Lebih efisien menghidupkan mesin dengan motor
starter daripada dengan tenaga manual (tenaga manusia).
3. PRINSIP KERJA MOTOR STARTER
3.1. Medan Elektromagnetik
Dalam ilmu Fisika, medan elektromagnetik adalah suatu
medan yang dibentuk dengan menggerakkan muatan listrik (arus listrik)
yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik yang
bergerak lainnya.Arus mengalir melalui sepotong kawat membentuk suatu medan magnet
(M) di sekeliling kawat.
3.2. Kaidah Tangan Kiri Fleming
Fleming Left Hand Rule
o
Ibu
jari menunjukkan arah gaya elektromagnetik
o
Jari
telunjuk menunjukkan arah medan magnet
o Jari tengah menunjukkan arah aliran arus
listrik
Sesuai dengan kaidah tangan kiri fleming. Jika di tengah tengah medan
magnet dialirkan arus listrik maka akan timbul gaya elektromagnet. Pada gambar
disamping , medan magnet dari kutup utara (N) menuju kutup selatan (S). Di
tengah tengah medan magnet diletakkan konduktor yang dialiri arus, sehingga
akan timbul gaya elektromagnetik yang menyebabkan konduktor bisa berputar.
4. BAGIAN – BAGIAN MOTOR STARTER
Motor Starter terdiri atas beberapa bagian yang memungkinkan bekerja untuk
mengubah energi listrik DC dari baterai menjadi tenaga gerak untuk memutarkan fly
wheel. Sehingga mesin hidup.
Bagian-bagian Motor Starter:
·
Saklar Starter (Selenoid )
·
Kumparan Medan (Field Coil )
·
Kumparan Jangkar
·
Sikat Arang ( Brush )
·
Armatur dan komutator
·
Over running clutch dan roda gigi pinion
4.1. Saklar Starter ( Magnetic Switch )
Saklar starter bekerja sebagai switch utama untuk mengatur arus masuk ke
kumparan medan (Field Coil) dan mengontrol gigi pinion dengan mendorong
dan menariknya.
Terminal – terminal yang ada pada saklar starter :
·
Terminal B : Mendapatkan arus
langsung dari positif baterai (30)
·
Terminal C :
Menghubungkan/mengalirkan arus dari terminal B ke kumparan medan (field coil)
·
Terminal ST (50) : Mendapatkan
arus dari terminal ST (50) kunci kontak dan meneruskanya ke pull in coil (PIC)
dan hold in coil (HIC) melalui plat kontak
4.2. Kumparan Medan ( Field Coil ) & Yoke
Arus dari baterai dialirkan ke kumparan medan yang terbungkus oleh pole
core sehinggai hasilkan medan magnet. Yang dibutuhkan motor untuk
beroperasi. Field coil dihubungkan dengan rmature coil secara
seri melewati sikat arang (brush).
4.3. Kumparan Jangkar.
Armature (kumparan jangkar) membangkitkan gerak daya putar akibat dari
perbedaan arah gaya gerak listrik yang ditimbulkan oleh
kumparan medan. Ball bearing menopang putaran kecepatan tinggi
dari angkur. Armatur meneruskan arus listrik dari kumparan medan ke angkur
melalui sikat arang (brush).
4.4. Sikat dan Pemegang Sikat .
Empat sikat (brush) menyalurkan arus ke armature coil melalui commutator.
Dua diantaranya ditopang oleh insulated holder dan dihubungkan
ke commutator (disebut dengan brush positif (+)) , dan kedua brush lainnya
ditopang oleh grounded holder dan dihubungkan ke commutator (disebut dengan brush negatif
(-)) Sikat itu dibuat dari karbon tembaga, yang mempunyai daya konduksi tinggi
dan tidak gampang aus. Pegas sikat menekan pada permukaan putaran armature dan
menghentikan putaran armature tepat saat starter berhenti dengan menekan sikat.
4.5. Over Runing Clutch dan Roda Gigi
Pinion.
Over Runing Clutch berfungsi untuk:
·
Meneruskan putaran yang dihasilkan
motor untuk menggerakkan fly wheel melalui roda gigi pinion.
·
Menarik gigi pinion jika putaran gigi
pinion lebih rendah daripada putaran fly wheel.
Gigi pinion meneruskan daya putar starter ke mesin
dengan memutarkan ring gear. Helical spline mengubah
daya berputar dari motor ke tuas pinion dan mendukung pertautan/pelepasan gigi
pinion dari ring gear.
5. MERAKIT SISTEM MOTOR STARTER
5.1. Komponen Sistem Starter
Motor
Starter tidak dapat bekerja jika tidak ada sumber tenaga yang menggerakkannya.
Sistem Starter adalah serangkaian komponen yang terkait satu sama lain untuk
menghidupkan starter. Komponen – komponen sistem starter meliputi :
o Kunci kontak (ignition switch)
o Fuse ( fusibel link )
o Kabel penghubung
o Baterai
o Motor Starter
o Kunci Kontak :
Kelistrikan
otomotif pada Mobil menggunakan kunci kontak ( Ignition Swtch )
sebagai saklar utama yang menghubungkan semua sistem kelistrikan dengan sumber
tenaga ( baterai )
Kunci
kontak mempunyai beberapa posisi :
o Off : terputus dari sumber tegangan
(baterai)
o ACC : Terhubung dengan arus baterai ,
tetapi hanya untuk kebutuhan acecoris
o ON / IG : Terhubung ke sistem pengapian
(Ignition )
o START : untuk Start
o Sekering (Fuse) :
o Sekering (fuse) berfungsi sebagai pembatas
arus (pengaman) agar tidak terjadi kelebihan tegangan yang akan menyebabkan
kerusakan pada setiap komponen sistem kelistrikan.
o Baterai :
Baterai
berfungsi sebagai sumber arus DC (Searah) untuk semua sistem kelistrikan
otomotif. Umumnya baterai yang digunakan sebagi sumber tenaga pada sistem
kelistrikan otomotif mempunyai tegangan 12 Volt dan kapasitasnya berkisar 40 –
70 AH Baterai mempunyai 2 kutub yaitu kutub (+) dan kutub (-). Kutub (+) diberi
kode 30 dan kutub (-) atau mas diberi kode 31.
o Kabel :
Kabel adalah
konduktor yang dibungkus isolator dan berfungsi sebagai penghubung komponen –
komponen sistem kelistrikan pada mobil, kabel dibedakan ukuran diameternya
menurut penggunaanya. Kabel kecil digunakan untuk arus kecil dan kabel besar
diguanakan untuk arus yang besar. Untuk penghubung pada sistem starter
digunakan kabel yang cukup besar karena perlu arus yang besar.
5.2. Rangkaian
Sistem Starter
5.3. Menghidupkan Motor Starter
Putar
Kunci kontak ke posisi ST sampai motor starter berputar menggerakkan roda
gigi fly wheel (engine hidup).
6. CARA KERJA MOTOR STARTER
6.1. Posisi
Kunci Kontak ST
Arus
dari baterai ke pull in coil (PIC) dan hold in coil (HIC)
dan kedua kumparan ini menghasilkan medan magnet searah dan akhirnya menarik
plat kontak yang menghubungkan terminal B dengan terminal C serta tuas
menggeser over runing clutch dan roda gigi pinion berhubungan
dengan fly wheel. Arus yang ke C relatif kecil dan armatur berputar lambat.
6.2. Pada Saat Pinion Berkaitan
Penuh
Plat
kontak sudah menghubungkan terminal B dan C, sehingga PIC tidak dialiri arus
dan plat kontak hanya ditahan oleh HIC. Oleh karena itu arus yang besar dari
terminal B akan langsung mengalir ke terminal C > kumparan medan > armatur
> Kumparan jangkar > masa. Motor starter berputar cepat untuk
menggerakkan fly wheel. Over runing clutch mencegah melindungi pinion gear jika
putaranya lebih kecil dari putaran fly wheel.
6.3. Saat Kunci Kontak Posisi On
Karena
saklar starter diputar ke posisi Off PIC dan HIC tidak mendapat arus dari
terminal 50 melainkan dari terminal C sehingga aliran arusnya akan menjadi:
Karena
arus PIC dan HIC berlawanan arah, gaya magnet yang dihasilkan juga berlawanan
sehingga kedua-duanya saling menghapuskan, ini mengakibatkan kekuatan pegas
pengembali dapat mnegembalikan plat kontak ke posisi semula, dengan demikian
lengan penggerak menarik kopling jalan bebas dan gigi pinion terlepas dari
perkaitannya dengan fly wheel.
7. PENGETESAN MOTOR STARTER
7.1. Pengetesan Pull In Coil
o Hubungkan terminal (+) baterai ke terminal
50 motor starter
o Hubungkan terminal (-) baterai ke terminal C
saklar starter dan bodi atau masa dari motor starter
o Pull In Coil baik jika pada pengetesan ini
plunyer tertarik kebelakang dan tuas mendorong over raning clutch ke depan
Penting !!
Pada Pengetesan ini lepaskan hubungan terminal C ke field Coil
7.2. Pengetesan Hold In Coil
Seperti
pada pengetesan pull in coil lepaskan kabel yang menghubungkan negatif
baterai dengan terminal C.
Pada
pengetesan ini hold in coil baik jika posisi plunyer tetap tertahan
7.3. Pengetesan Kumparan Medan
7.3.1. Pengetesan Kontinuitas.
Dengan
menggunakan Ohm meter hubungkan kedua jarum ohm meter ke masing- masing ujung kumparan.
Harus ada kontinuitas diantara kedua ujung kumparan.
7.3.2. Pengetesan Hubungan dengan
masa.
Hubungkan
satu jarum ohm meter ke ujung kumparan dan jarum yang lain ke massa / bodi.
Antara bodi dan kumparan harus tidak ada kontinuitas.
7.4. Pengetesan Kumparan Jangkar
dan Armatur
7.4.1. Pengetesan Hubungan
Singkat.
Hubungkan
jarum ohm meter ke armatur dan ke bodi masa. Antara armatur dan bodi harus
tidak ada hubungan.
7.4.2. Pengetesan Kontinuitas.
Hubungkan
kedua jarum ohm meter ke armatur. Ubahlah posisi salah satu jarum melingkari
permukaan komutator. Pada pengetesan ini harus menunjukkan kontinuitas.
7.5.Pengetesan Sikat dan Pemegang
Sikat
7.5.1. Pengetesan Hubungan
Singkat .
Hubungkan
jarum ohm meter ke sikat negatif dan pemegang sikat positif dan pada pengetesan
ini harus tidak ada kontinuitas.
7.5.2. Ukur sikat dengan vernier
kaliper.
Ganti
sikat jika melebihi batas minimal.
7.5.3. Ukur Ketegangan Pegas
sikat.
Ganti
jika ketegangan dibawah standar ganti dengan yang baru.
7.6. Pengetesan Over Runing
Clutch.
Tahan
roda gigi pinion dan putarlah kopling, kopling harus jalan bebas pada arah
jarum jam dan terkunci pada putaran berlawanan arah jarum jam
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Setelah menguraikan beberapa pembahasan diatas, maka
sampailah kita pada tahap kesimpulan. Dengan adanya berbagai pembahasan,
maka dapat penulis simpulkan bahwa: Motor Starter, itu merupakan jenis
rangkaian yang sangat berperan penting dalam proses menghidupkan mesin
kendaraan, berbagai komponen rangkaian dalam Motor Starter tersebut masing –
masing memiliki kinerja yang saling berkaitan satu dengan komponen – komponen
kendaraan.
Sebagai penutup tulisan ini dapat dikemukakan
beberapa hal sebagai berikut: Pada masa lalu, tiap komponen mesin kendaraan
yang berbeda dikendalikan dengan pengendalinya masing-masing. Dengan
disajikanya makalah yang begitu sederhana ini, penulis harapkan semoga makalah
yang penulis buat, mampu memotifasi para generasi muda khususnya para kaum
intelektual untuk menggali ilmu tentang kelistrikan dan elektronika yang makin
cangnggih. Penulis mohon maaf jika ada kata – kata yang kurang berkenan dalam
Makalah yang penulis buat, bagaimana pun juga penulis adalah manusia biasa yang
memiliki banyak kelalaian dan kekurangan.
Akhir kata
penulis ucapkan terima kasih.
No comments:
Post a Comment